
KARANGANYAR, Melihatindonesia.id – Tak Terasa Pandemi covid-19 telah menemani dunia Pendidikan selama dua tahun lamanya sejak 2019 hingga sekarang. Namun, dibalik itu semua ada hikmah yang didapat oleh tenaga pendidik.
Pandemi Covid-19 mendidik seluruh manusia secara cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan digital. Terdapat perubahan perilaku yang sangat besar semenjak adanya covid-19 dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Selain protokol kesehatan (prokes) yang menjadi pegangan utama, masyarakat kini juga berada dalam situasi yang bernama “go virtual”. Terlebih dunia pendidikan sudah kenyang akan pembelajaran secara virtual, sehingga sudah seharusnya menjadi kebiasaan siswa-siswi untuk beradaptasi dengan pembelajaran dengan teknologi terkini untuk menunjang kemampuan belajar siswa di kelas.
Pandemi Covid-19 melahirkan kreativitas para pendidik. Tak terkecuali Irfan Hidayah, mencetuskan media pembelajaran yang jarang ditemui di Indonesia.

Guru Bahasa Indonesia asal Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa tengah itu membuat media pembelajaran berbasis android. Modul berisi materi bergambar 3D sehingga memudahkan gambaran murid pada pembelajaran tanpa harus berimajinasi cukup keras untuk memahami suatu pembelajaran.
Tidak seperti kebanyakan guru di Indonesia, Irfan Hidayah menggunakan akal pikirannya untuk memanfaatkan adanya teknologi berbasis Augmented Reality (AR). Teknologi ini mampu membawa dunia virtual ke dunia realitas. Perwujudan dari teknologi tersebut ia namakan aplikasi ‘INSTA’.
Sebenarnya, teknologi AR sudah banyak dijumpai di bidang properti dan game. Hanya saja, sangat jarang diterapkan untuk media pembelajaran Pendidikan baik formal maupun non formal.
“Aplikasi INSTA ini suatu trobosan di mana teknologi AR disematkan di dalam sebuah kaos, yang mana nanti aplikasi ini memindah untuk diproyeksikan sebagai media pembelajaran,” ucap Irfan kepada wartawan melihatindonesia.id.
“Salah satu contohnya memproyeksikan gambar 3D tentang materi doa kepada orang tua. Secara otomatis aplikasi itu menampilkan tulisan doa orang tua, arti doa hingga ada operator yang membacakan doa tersebut secara otomatis. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam menghafal doa,” paparnya.
Langkah-langkah menggunakan aplikasi INSTA. Praktis bukan?
Aplikasi ‘INSTA’ salah satu yang memanfaatkan adanya teknologi Augmented Reality (AR). Teknologi ini mampu membawa dunia virtual ke dunia realitas.
Teknologi AR ini sudah banyak dijumpai dibidang properti, dan game. Tetapi masih jarang digunakan untuk media pembelajaran baik formal maupun nonformal.
Aplikasi INSTA ini suatu trobosan di mana teknologi AR disematkan di dalam sebuah kaos, yang mana nanti aplikasi INSTA memindah untuk diproyeksikan sebagai media pembelajaran.
Salah satu contohnya memproyeksikan gambar 3D tentang materi doa kepada orang tua, juga dimunculkan doa kepada kedua orang tua beserta artinya.
Dengan adanya aplikasi INSTA yang menyematkan teknologi AR di dalam kaos ini diharapkan mampu mengembangkan dan memberikan stimulus di dunia pendidikan terutama di masa Pandemi Covid-19 ini.
Terutama untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait materi yang disampaikan serta membuat materi yang lebih variative dan menarik. Karena belum meratanya sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan media AR, serta kompetensi yang dimiliki guru.
Irfan mengaku, aplikasi terbaru ini baru selesai ia garap. Sehingga belum disosialisasikan kepada stakeholder. “Tapi untuk aplikasi yang dulu-dulu seperti Modul AMBYAR sudah pernah disosialisasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) hingga dipresentasikan kepada Kadinas Disdikbud Karanganyar,” paparnya.
Munculnya Aplikasi INSTA, Lanjut Irfan, ia mendapat ide untuk membuat kaos harian yang bisa disematkan melalui teknologi Augmented Reality. Dari situ memudahkannya untuk memilih desain pas pada kaos yang akan dibuat.
Irfan berharap, dengan adanya aplikasi INSTA ini, dirinya mampu membantu menciptakan platform media belajar baru agar siswa tidak bosan belajar. Baik melalui PTM atau belajar di rumah. “Saya prihatin ya melihat siswa belajar di rumah hamper dua tahun lamanya. Untuk itu, dengan adanya aplikasi ini dapat menstimulus siswa merasakan pembelajaran langsung di sekolahan walaupun reality-nya mereka belajar di rumah,” pungkas Irfan.
(ADVETORIAL)