Bakso atau bola daging, meskipun sekarang sangat populer di Indonesia, sebenarnya berasal dari Tiongkok dan telah ada di sana selama ribuan tahun. Bakso yang disebut “woon-zaa” dalam bahasa Kanton, berasal dari kota Chaozhou di provinsi Guangdong di Tiongkok selatan.
Bakso Tiongkok awalnya terbuat dari daging babi dan diolah dengan bumbu-bumbu seperti jahe, bawang putih, dan minyak wijen. Daging babi kemudian dihaluskan dengan menggunakan sebuah palu kayu yang dikenal sebagai “tek-tek”. Daging yang dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung, garam, dan bahan pengikat lainnya, dan digulung menjadi bola-bola kecil. Bakso Tiongkok kemudian dijual dalam bentuk kering atau dalam kaldu yang kaya rasa.
Bakso Tiongkok diperkenalkan ke Indonesia oleh para imigran Tionghoa pada awal abad ke-20. Bakso yang dibuat oleh para imigran Tionghoa tersebut kemudian diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dengan mengganti daging babi dengan daging sapi dan menambahkan bahan-bahan seperti tepung tapioka dan rempah-rempah lokal.
Pada tahun 1920-an, bakso mulai dikenal secara luas di Indonesia, terutama di Jakarta. Bakso awalnya hanya terdiri dari daging sapi yang dihaluskan dan dicampur dengan tepung tapioka, garam, dan bumbu-bumbu lainnya. Bakso kemudian digulung menjadi bola-bola kecil dan direbus dalam air. Bakso biasanya disajikan dengan mie, kuah kaldu, dan berbagai bumbu tambahan.
Pada tahun 1940-an, bakso mulai menjadi makanan yang sangat populer di Indonesia. Bakso yang awalnya hanya dijual di warung-warung kecil dan pedagang kaki lima, mulai banyak dijual di restoran-restoran besar dan hotel. Bakso menjadi makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1960-an, bakso mulai menjadi makanan yang semakin populer di Indonesia, terutama di Jakarta. Warung bakso yang menjual bakso dalam kaldu mulai bermunculan di seluruh Indonesia. Bakso pun mulai berevolusi menjadi berbagai bentuk dan jenis.
Beberapa tahun kemudian, bakso mulai dijual di restoran-restoran mewah sebagai makanan penutup. Bakso juga mulai dibuat dengan bahan-bahan yang lebih mahal seperti daging sapi kobe dan udang. Selain itu, banyak varian bakso yang juga ditemukan seperti bakso ikan, bakso jamur, bakso ayam, dan lain-lain.
Pada tahun 1980-an, bakso juga mulai diekspor ke luar negeri, terutama ke negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Bakso bahkan menjadi salah satu makanan yang dijual di restoran-restoran Indonesia di luar negeri.
Meskipun bakso berasal dari Tiongkok, tetapi sekarang bakso telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia yang kaya dan beragam. Bakso menjadi salah satu makanan yang paling banyak disukai di Indonesia dan bahkan menjadi simbol dari keragaman makanan Indonesia.
Hingga kini, bakso tetap menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia dan bahkan menjadi warisan kuliner Indonesia yang terkenal. Bakso tidak hanya dijual di warung-warung kecil dan pedagang kaki lima, tetapi juga di restoran-restoran mewah dan bahkan dijajakan di mal-mal dan pusat perbelanjaan.