Beranda » Berita » Ekonomi » Usai Polemik, Beranikah Warung Madura Bersaing dengan Dua Raksasa Mini Market di Indonesia?

Usai Polemik, Beranikah Warung Madura Bersaing dengan Dua Raksasa Mini Market di Indonesia?

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA – Apakah warung Madura gentar menghadapi dua raksasa mini market di Indonesia, Indomaret dan Alfamart?

Seperti diketaui, be;lum lama ini muncul polemik usai Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) mengimbau pengelola warung kelontong Madura dapat mengikuti aturan jam operasional yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Himbauan yang disampaikan Sekretaris Kemenkop-UKM Arif Rahman Hakim setelah adanya larangan Warung Madura buka 24 jam di Bali. Hal tersebut terjadi karena banyak minimarket setempat yang merasa tersaingi akan hadirnya Warung Madura yang beroperasi selama 24 jam.

Belakangan, himbauan tersebut diklarifikasi setelah panen hujatan di dunia maya. Arif menegaskan kementeriannya tidak pernah melarang warung Madura beroperasi 24 jam.

Arif mengatakan pihaknya telah meninjau Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Kesimpulannya, kata dia, tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam.

Warung Madura mulanya terkenal karena beroperasi selama 24 jam dengan tujuan memudahkan warga yang membutuhkan sembako, obat-obatan atau kebutuhan genting lainnya saat menjelang tengah malam.

Warung Kelontong Madura atau Warung Sembako Madura muncul pertama kali di Jakarta sekitar tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sesuai dengan namanya, para pemilik warung tersebut berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Dari Madura, mereka merantau ke Jakarta dan bermukim di Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk mencari peluang usaha di kota-kota besar. Mulanya, perantau dari Sumenep tersebut menjual alat-alat bangunan dari bahan kayu yang dipasok dari Kalimantan.

Berbeda dengan saudaranya yang berasal dari Bangkalan dan Sampang. Mereka banyak dijumpai di sudut-sudut Jakarta dengan menjual makanan khas mereka seperti sate dan bubur kacang ijo.

Sehingga, orang-orang terdekat mulai tertarik untuk terjun mengembangkan usaha tersebut sebagai pemilik usaha maupun penjaga toko kelontong. Hampir di seluruh daerah perkampungan di Jakarta, masyarakat dapat menemukan banyak Warung Kelontong Madura.

Tantang Hegemoni Indomaret dan Alfamart

Meskipun toko berukuran kecil, namun warung kelontong Madura menyediakan hampir semua kebutuhan masyarakat mulai dari sembako, token listrik, makanan, minuman hingga menjual eceran bensin botol.

Tidak jarang kita menemui warung Madura yang berdiri di dekat raksasa waralaba minimarket Indomaret dan Alfamart. Tentu, keputusan untuk berdekatan itu tidak sembarang ambil. Ada perhitungan di balik strategi yang kelihatan nekat itu.

Warung Madura memang jadi fenomena, lantaran setidaknya satu dekade belakangan perkembangannya begitu pesat di berbagai kota besar Pulau Jawa. Mulai dari Surabaya, Jakarta, Jogja. Menariknya, memang sebagian dari pengusaha warung kelontong kecil ini nekat buka dekat dengan Indomaret dan Alfamart. Dua raksasa minimarket yang serba lengkap barang dagangannya.

Mengutip laman Mojok.co, Koordinator Lapangan Paguyuban Pedagang Sembako Madura (PPSM) Yogyakarta, Nur Faiz, saat ini, ada 230-an pedagang kelontong Madura di Jogja yang tergabung di dalamnya.

Salah satu tugas yang biasa ia laksanakan sebagai koordinator lapangan adalah mengatur jarak antar-warung. Ini yang sesekali menjadi persoalan antar sesama pedagang kelontong dari Madura di perantauan. Menurut Faiz, idealnya antar-warung berjarak 200-500 meter.

Namun, prinsip itu hanya ia terapkan bagi sesama perantau Madura. Jika ada warga lokal hingga Indomaret dan Alfamart yang buka toko berdekatan dengan warung Madura, baginya tidak masalah. Solidaritas sesama perantau inilah yang kemudian jadi penguat di perantauan. Membuat mereka tak gentar, untuk sekadar berdiri di dekat Indomaret dan Alfamart.

Recent PostView All

Leave a Comment

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Roziki

Redaksi: Gita Timur, Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved