Pemerintah menyiapkan lahan hutan seluas 481 ribu hektare di Papua, khususnya di Wanam, Kabupaten Merauke, untuk dijadikan kawasan food estate.
Proyek besar ini digadang-gadang bukan hanya untuk swasembada pangan, tetapi juga energi dan air, sekaligus menjawab ambisi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan pemerintah akan memperhatikan tata kelola lingkungan, hak guna usaha, serta kelengkapan administrasi agar pembangunan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Kawasan ini dirancang tidak hanya sebagai sentra produksi pangan, tetapi juga energi terbarukan melalui industri etanol dari tebu dan singkong, serta biodiesel B50 dari sawit.
Rencana ini juga sejalan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB yang menekankan posisi Indonesia sebagai calon lumbung pangan global.
Untuk mendukungnya, pemerintah menyiapkan infrastruktur besar seperti pelabuhan, sarana transportasi, hingga fasilitas militer karena letaknya berada di wilayah perbatasan.
Bahkan industri strategis seperti pabrik propelan dan amunisi juga direncanakan dibangun di kawasan tersebut.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid memastikan lahan yang dipakai bukan milik masyarakat, melainkan kawasan hutan negara yang telah dilepas statusnya.
Dari total lahan yang disiapkan, 263 ribu hektare dialokasikan untuk sawah di Wanam dan 41 ribu hektare di Merauke Kota, 146 ribu hektare untuk perkebunan sawit, serta sekitar 1.140 hektare untuk pelabuhan dan permukiman.
Sebagian lahan sudah mulai digarap dengan melibatkan PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) sebagai pelaksana utama.
Nantinya kawasan ini juga akan dilengkapi pabrik pengolahan agar hasil produksi dapat langsung diolah di lokasi.
