MELIHAT INDONESIA, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu berupaya mencari jalan terbaik menyikapi polemik penggunaan piagam palsu yang sampai saat ini belum sepenuhnya klir.
Mbak Ita, sapaannya, menemui orangtua beserta siswa SMP Negeri 1 Semarang pengguna piagam kejuaraan Malaysia International Virtual Band Championships 2022.
Dia memahami bahwa masalah PPDB SMAN/SMKN merupakan wewenang pemerintah provinsi dan sudah ada keputusan bahwa piagam tersebut diragukan keabsahannya serta tak bisa digunakan sebagai komponen penambahan nilai.
Namun, orang nomor satu di Kota Semarang ini ingin mendengar langsung cerita kronologi lengkap versi orang tua dan anaknya.
Sesama seorang ibu yang pernah mendampingi proses pendidikan anaknya, Mbak Ita memahami betul bagaimana perasaan orangtua saat anaknya tidak diterima di sekolah yang diinginkan.
“Saya minta kronologis permasalahan, minta dokumen lengkap. Saya ingin klarifikasi lagi karena orangtua punya persepsi berbeda dengan panitia PPDB,” ucap Mbak Ita usai menggelar pertemuan di Serrata Hotel Semarang, Minggu (14/7/2024).
Dia ingin mengetahui dari dua sisi, baik dari orangtua maupun Disdikbud Jateng selaku penyelenggara PPDB tingkat SMAN dan SMKN.
“Jadi saya ini ibaratnya seperti wasit, jadi kami bisa mengetahui sisi-sisinya setelah menerima penjelasan dari semua pihak,” imbuhnya.
Setelah menampung aspirasi dari para orang tua, Mbak Ita bakal menemui Kepala Disdikbud Jateng untuk berkoordinasi mengenai nasib siswa yang tidak diterima akibat penggunaan piagam ini.
“Ini menjadi PR, besok bisa ketemu dinas pendidikan,” katanya.
Yang jelas, Mbak Ita berkomitmen untuk mengawal agar semua anak-anak di kotanya mendapatkan hak pendidikan.
“Pemkot siap mengawal agar anak bisa sekolah. Akan dicarikan solusi,” tegasnya. (bhq)