MELIHAT INDONESIA, AMERIKA SERIKAT – Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu mengejutkan publik dengan mengumumkan mundur sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden Amerika Serikat 2024.
Dalam pernyataannya yang diunggah melalui kanal media sosial resminya, Biden menyatakan bahwa ia memilih untuk tidak menerima nominasi tersebut dan akan memfokuskan seluruh energinya kepada tugas sebagai Presiden selama sisa masa jabatannya.
Pengumuman ini datang setelah berbagai spekulasi mengenai kesehatan dan kemampuan kognitif Biden yang telah menjadi bahan perdebatan di kalangan politisi dan publik.
Kamala Harris Diusung sebagai Pengganti
Dalam pengumuman yang sama, Joe Biden menyatakan dukungan penuh kepada Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Biden menekankan bahwa mendukung Harris adalah keputusan terbaik yang pernah diambilnya. Kamala Harris, yang berusia 59 tahun dan merupakan wanita kulit berwarna pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden, telah lama dikenal memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pemilih penting Partai Demokrat.
Biden mengajak seluruh anggota partai untuk bersatu dan mendukung Harris dalam upaya mengalahkan calon dari Partai Republik.
Begini Rekam Jejak Kamala Harris
Awal Karier dan Latar Belakang
Kamala Harris adalah putri dari seorang imigran India, mendiang Shyamala Gopalan, dan seorang ayah dari Jamaika, Donald Harris. Sang ayah merupakan profesor ekonomi di perguruan tinggi dan ibunya adalah peneliti kanker payudara.
Harris sering menyebut ibunya sebagai panutan. Dalam memoarnya “The Truths We Hold: An American Journey,” Harris mengenang saat menghadiri protes hak-hak sipil bersama orang tuanya saat masih kecil.
Hal ini kemudian menjadi sumber inspirasi utama bagi keputusannya untuk mengejar karier sebagai pengacara, dan kemudian terjun ke politik.
Pendidikan dan Karier Hukum
Harris berkuliah di Universitas Howard dan merupakan anggota Alpha Kappa Alpha, perkumpulan mahasiswi kulit hitam tertua di AS. Ia memiliki gelar hukum dari UC Law San Francisco dan memulai kariernya sebagai wakil jaksa wilayah di Oakland, California pada 1990.
Harris memulai kariernya dengan menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan anak. Sejak awal kariernya, Harris menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Prestasi dan Jabatan Publik
Sebelum menjadi Wakil Presiden, Harris selalu menjadi yang pertama di hampir setiap jabatan yang pernah dipegangnya. Pada 2003, Harris terpilih sebagai jaksa wilayah San Francisco, menjadi wanita kulit hitam pertama yang menjabat posisi tersebut.
Setelah itu, ia juga terpilih sebagai orang Afrika-Amerika pertama dan wanita pertama yang menjabat sebagai jaksa agung California.
Harris menyebut dirinya sebagai jaksa progresif, sering menyatakan bahwa salah satu fokus utamanya adalah reformasi peradilan pidana.
Senator Amerika Serikat
Pada 2016, Harris terpilih sebagai senator AS yang mewakili Negara Bagian California. Ia menjadi senator Asia Selatan pertama dalam sejarah.
Sebagai anggota Komite Kehakiman, Harris dikenal karena interogasinya yang tajam terhadap pejabat dan calon pejabat pemerintahan Trump. Harris menghadapi berbagai kesulitan sepanjang kariernya di politik nasional, termasuk beberapa kesalahan yang dibuatnya sendiri.
Kampanye Presiden 2020 dimulai dengan harapan tinggi, tetapi berakhir sebelum kaukus Iowa karena dia kesulitan menyampaikan pesan yang jelas kepada pemilih dan timnya mengalami pertikaian internal. Harris kemudian keluar dari perlombaan pada Desember 2019.
Menjadi Wakil Presiden dan Dukungan Joe Biden
Biden memilihnya sebagai pasangan calon wakil presiden pada Agustus 2020.
Ketika Joe Biden mundur dari pemilihan presiden AS, ia dengan cepat menjelaskan bahwa ia hanya memikirkan satu pengganti, yakni Wakil Presidennya.
Biden menuturkan bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat, dan menyatakan dukungan penuh bagi Harris. Ia juga menyerukan bagi Partai Demokrat untuk bersatu dan mengalahkan Trump.
Masa Depan dan Harapan
Nantinya jika Harris terpilih, ia akan menjadi presiden wanita pertama di Negeri Paman Sam, dan merupakan presiden kulit hitam kedua.
Dukungan penuh dari Biden dan Partai Demokrat memberikan harapan besar bagi Harris untuk membawa perubahan dan melanjutkan agenda progresif yang telah mereka rancang bersama.
Dengan rekam jejak yang kuat dan pengalaman yang luas, Harris siap menghadapi tantangan dan peluang yang ada di depan. (**)