Jumat, November 14, 2025

Mengungkap Dinamika Gaji dan Tunjangan Polisi di Indonesia Tahun 2025

MELIHAT INDONESIA, JAKARTA – Tugas seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tidak hanya melibatkan tanggung jawab besar dalam memelihara keamanan dan ketertiban, tetapi juga menegakkan hukum, melindungi, dan melayani masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, gaji dan tunjangan anggota Polri menjadi perhatian yang menarik untuk dikaji.

Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga Belas atas PP Nomor 29 Tahun 2001, gaji pokok anggota Polri ditentukan oleh pangkat dan masa kerja. Untuk pangkat terendah, Bhayangkara Dua, gaji pokoknya dimulai dari Rp1.775.000. Sementara itu, seorang Jenderal Polisi, yang menjabat sebagai Kapolri, mendapatkan gaji pokok tertinggi sebesar Rp6.405.500.

Selain gaji pokok, anggota Polri juga menerima tunjangan kinerja yang diatur dalam PP Nomor 103 Tahun 2018. Tunjangan ini bergantung pada kelas jabatan. Untuk kelas jabatan 1, misalnya, tunjangannya sebesar Rp1.968.000, sedangkan untuk Kapolri yang berada di kelas jabatan 17, tunjangannya mencapai Rp43.627.500.

Secara total, Kapolri dapat mengantongi penghasilan hingga Rp50.033.000 per bulan, gabungan dari gaji pokok dan tunjangan. Hal ini menggambarkan tingginya tanggung jawab yang diemban oleh pemimpin tertinggi Polri.

Namun, gaji pokok anggota Polri di tingkat rendah masih tergolong kecil. Sebagai contoh, Tamtama dengan pangkat Bhayangkara Dua hanya memperoleh gaji pokok sebesar Rp1.775.000 hingga Rp2.741.300. Untuk Bintara, seperti Brigadir Polisi Dua, rentang gaji pokoknya berada di antara Rp2.272.100 hingga Rp3.733.700.

Untuk golongan Perwira Pertama, seperti Inspektur Polisi Dua, gaji pokoknya mulai dari Rp2.954.200 hingga Rp4.779.300. Adapun Perwira Tinggi, seperti Komisaris Jenderal Polisi, gaji pokoknya mencapai Rp6.211.200.

Tunjangan kinerja menjadi salah satu bentuk penghargaan atas beban kerja yang berat. Misalnya, anggota dengan kelas jabatan 8, seperti Inspektur Polisi Dua, mendapatkan tunjangan sebesar Rp3.319.000. Sementara itu, Inspektur Jenderal Polisi di kelas jabatan 16 menerima Rp20.695.000.

Selain tunjangan kinerja, ada pula tunjangan lain yang diberikan kepada anggota Polri, seperti tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, dan tunjangan risiko. Namun, tunjangan kinerja tetap menjadi komponen terbesar yang meningkatkan total penghasilan.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, kesejahteraan anggota Polri menjadi faktor penting yang memengaruhi motivasi dan kinerja mereka. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memberikan penghargaan yang layak melalui sistem penggajian yang transparan dan berbasis kinerja.

Meski demikian, tantangan dalam peningkatan kesejahteraan masih dirasakan oleh anggota Polri di pangkat rendah. Kesejahteraan mereka menjadi isu penting untuk memastikan profesionalisme dan dedikasi yang lebih baik.

Dukungan terhadap Polri tidak hanya datang dari sisi finansial, tetapi juga dalam bentuk fasilitas kerja yang memadai. Fasilitas ini mencakup peralatan, pelatihan, serta perlindungan hukum saat menjalankan tugas.

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki harapan besar terhadap profesionalisme Polri. Dengan gaji dan tunjangan yang memadai, Polri diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, menjaga integritas, dan mendekatkan diri kepada masyarakat.

Kapolri sendiri kerap menekankan pentingnya akuntabilitas dalam penggunaan anggaran dan transparansi sistem penggajian. Reformasi ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi Polri.

Dalam hal penghasilan, tunjangan Kapolri yang mencapai Rp43.627.500 mencerminkan penghargaan atas tanggung jawab besar dalam memimpin institusi dengan lebih dari 400.000 personel di seluruh Indonesia.

Meskipun tunjangan dan gaji terlihat signifikan di tingkat atas, kesenjangan dengan anggota di pangkat bawah masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menciptakan sistem yang lebih adil.

Sebagai lembaga penegak hukum, Polri terus melakukan modernisasi, termasuk dalam sistem penggajian. Dengan pendekatan ini, Polri diharapkan dapat meningkatkan motivasi anggotanya dalam melayani masyarakat.

Bagi anggota Polri, menjalankan tugas dengan dedikasi adalah bentuk pengabdian kepada negara. Dengan penghargaan yang layak, Polri dapat lebih optimal dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

Ke depan, reformasi di tubuh Polri diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga memperkuat profesionalisme dan akuntabilitas. Hal ini penting untuk membangun Polri sebagai institusi yang semakin dipercaya masyarakat. (**)

Recent PostView All

Follow Us

Recent Post

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.