Sabtu, Juli 19, 2025
Beranda » Berita Terkini » Tradisi Pacu Jalur Mendunia, Negara Tetangga Rebutan Klaim Budaya

Tradisi Pacu Jalur Mendunia, Negara Tetangga Rebutan Klaim Budaya

Melihat Indonesia

Viral di media sosial, khususnya TikTok, aksi seorang bocah penari dalam tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, menjadi sorotan internasional. Bocah tersebut menari penuh semangat di ujung perahu, hingga memicu tren global yang dikenal dengan sebutan “aura farming kid on boat”.

Tren ini bahkan diikuti oleh para pemain klub-klub ternama seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan melalui akun TikTok resmi mereka. Pacu Jalur, yang merupakan tradisi Indonesia sejak abad ke-17, kini viral dan mendunia.

Pacu jalur merupakan perlombaan mendayung di sungai menggunakan perahu panjang, yang telah berlangsung sejak tahun 1890 dan biasa dilombakan pada momen-momen penting, termasuk menjelang Hari Kemerdekaan RI. Tradisi ini juga pernah digunakan untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina pada masa kolonial.

Terdapat tiga anak yang menari di atas perahu panjang tersebut. Berdasarkan pemaparan dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, mereka memiliki tiga peran yaitu penari atau joki, timbo ruang, dan tukang onjai.

Sementara itu, jumlah pendayung bisa mencapai 60 orang, dengan tambahan penabuh musik dan tukang kemudi. Bocah penari mengenakan pakaian cerah dan ikat kepala khas Melayu. Mereka dipilih karena tubuhnya yang ringan, dan kemampuan menari mereka di atas perahu yang melaju cepat benar-benar mencuri perhatian dunia.

Dalam akun TikTok @top5clipsde, lima bocah penari bahkan dijuluki sebagai top 5 “aura boys”, seperti “Orange Heart”, “Red Comedian”, “White Agent”, “Purple Jumper”, hingga “Black Avatar” karena gaya menari mereka yang unik. Aksi mereka dipadukan dengan lagu “Young Black & Rich” milik Melly Mike, membuat gerakan mereka terlihat semakin ikonik dan menginspirasi ribuan orang di berbagai negara untuk ikut menirukan gerakan mereka.

Namun, di tengah popularitas tersebut, muncul kabar tak sedap. Pacu Jalur yang saat ini viral di media sosial dan merupakan tradisi asli Riau rupanya diklaim milik negara tetangga. Kabar ini pun viral dan membuat netizen Indonesia murka. Perseteruan komentar antar netizen pun memanas, memperdebatkan Pacu Jalur yang sekarang dikenal dunia.

Menurut penelusuran di jagat maya, banyak netizen dari Malaysia hingga Thailand mengklaim budaya asli Riau tersebut. Komentar seperti “It’s trend from Vietnam” dan “Pacu Jalur itu memang budaya Melayu,” mendominasi kolom komentar media sosial. Bahkan ada akun yang menyebut Pacu Jalur berasal dari Manila, Filipina.

Tak sedikit pula yang menyematkan klaim asal Thailand dengan tagar kebanggaan nasional. Komentar seperti “It’s trend from Vietnam, not Indonesia. Proud Vietnam culture”, “Pacu Jalur itu memang budaya Melayu”, hingga “Pacu jalur form Thailand, thaipride bro,” membanjiri unggahan tersebut.

Bahkan, ada yang menyebut Pacu Jalur berasal dari Manila, Filipina, sementara yang lain menambahkan tagar khas Thailand dalam klaim budaya. Tak ketinggalan pula beberapa akun dari Malaysia yang menyebut lomba perahu ini sebagai bagian dari identitas Melayu mereka.

Padahal, tradisi Pacu Jalur di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau telah berumur ratusan tahun dan menjadi pesta rakyat yang menyatukan sejarah, seni, dan semangat kebersamaan masyarakat. Jalur yang digunakan pun tidak biasa—perahu panjang dihias megah dengan kepala ular, harimau, hingga buaya, lengkap dengan payung adat dan selendang warna-warni.

Tradisi Pacu Jalur berakar dari abad ke-17, ketika masyarakat Rantau Kuantan masih bergantung pada sungai sebagai jalur utama transportasi. Jalur kala itu digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, bahkan mampu membawa puluhan orang sekaligus. Lambat laun, perahu ini menjelma menjadi simbol status sosial, dengan hiasan indah yang hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan dan datuk setempat.

Sekitar 100 tahun kemudian, masyarakat mulai menggelar lomba balap antar jalur, memicu lahirnya tradisi Pacu Jalur seperti yang kita kenal sekarang. Hingga kini, acara Pacu Jalur tetap diselenggarakan setiap bulan dari Juni hingga Oktober oleh Pemerintah Provinsi Riau.

Kini, tradisi itu tak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga simbol budaya Indonesia yang mendunia—meskipun di tengah jalan harus menghadapi klaim budaya dari negara lain.

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.