Selasa, Juni 17, 2025
Beranda » Berita » Daerah » Jawa Barat » Dedi Mulyadi Semprot Warga Miskin yang Ngotot Gelar Perpisahan Mewah

Dedi Mulyadi Semprot Warga Miskin yang Ngotot Gelar Perpisahan Mewah

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menggebrak. Kali ini, sorotannya tertuju pada fenomena warga miskin yang justru bergaya hidup di luar batas kemampuan.

Kemarahan Dedi meledak saat menemui seorang ibu dan putrinya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang menuntut digelarnya acara perpisahan sekolah seharga Rp1,2 juta, meski mereka sendiri mengaku tidak punya rumah tetap dan harus mengontrak.

Saat dialog berlangsung, Dedi bertanya dengan tegas kepada remaja putri yang bersekolah di SMA 1 Cikarang Utara tentang biaya perpisahan yang diminta pihak sekolah.

“Sekitar Rp1,2 juta, Pak,” jawab sang putri polos, seperti terekam dalam kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (27/4/2025).

Dedi lalu meminta klarifikasi kepada ibunya. Sang ibu mengaku tidak keberatan membayar biaya tersebut demi mental anaknya, meski sehari-hari hanya berstatus ibu rumah tangga, sementara suaminya berjualan bensin eceran.

Mendengar jawaban itu, Dedi tak bisa menahan diri. Ia menyindir keras sikap sang ibu yang dinilainya bertolak belakang dengan kondisi ekonomi keluarga.

“Rumah saja enggak punya, kenapa ngotot mau perpisahan mewah?” sindir Dedi tajam.

Sang ibu membela diri, menyebut rumah sebelumnya merupakan warisan mertua yang kini sudah digusur. Kini mereka mengontrak rumah dan membayar secara mencicil.

Namun, Dedi tetap bersikap keras. Menurutnya, warga miskin seharusnya fokus memperbaiki masa depan, bukan memaksakan gaya hidup berbiaya tinggi.

“Kalau demi anak, harusnya mikir masa depan, bukan gaya hidup palsu,” tegas Dedi.

Remaja putri itu lalu mencoba membela diri, menyebut bahwa video protesnya kepada Dedi bukan bertujuan meminta uang ganti rugi, melainkan menuntut keadilan atas penggusuran yang disebut tanpa musyawarah.

Namun, Dedi membalas lugas bahwa tanah yang mereka tempati adalah tanah negara, dan siapapun yang tinggal di sana tetap harus tunduk pada aturan.

“Kalau tinggal di tanah orang, harusnya sadar diri, bukan malah menuntut seenaknya,” tandas Dedi.

Ia menambahkan, bahwa miskin bukan alasan untuk hidup bergaya. Justru, kata Dedi, orang miskin harus menahan diri, mengelola pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar penting.

“Orang miskin tuh prihatin, bukan pamer. Tekan semua pengeluaran untuk bangun masa depan,” seru Dedi, yang kini dikenal konsisten membabat habis budaya hedon di kalangan pelajar Jabar.

Sejak resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025 lalu, Dedi memang gencar menolak keras acara perpisahan atau study tour sekolah yang membebani keuangan orangtua.

Bahkan, dalam langkah pertamanya sebagai gubernur, ia langsung mencopot Kepala SMAN 6 Depok yang bersikeras melaksanakan study tour ke luar provinsi.

Bagi Dedi, pendidikan bukan tentang pesta dan gaya hidup. Ia menegaskan, masa depan dibangun dengan kerja keras, bukan dengan hura-hura mahal yang justru memperburuk kondisi keluarga miskin.

“Logikanya harus dipakai, jangan sok kaya. Hidup sederhana, prioritaskan masa depan!” pungkas Dedi, menutup dialog panas tersebut. (**)

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Rozaki 

Redaksi: Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.