Selasa, Juni 17, 2025
Beranda » Internasional » Dikritik Soal Doa, Jokowi Bikin Geger di Pemakaman Paus Fransiskus

Dikritik Soal Doa, Jokowi Bikin Geger di Pemakaman Paus Fransiskus

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA, JAKARTA – Langkah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menjadi sorotan tajam dunia maya setelah hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto di pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4). Alih-alih menuai pujian, aksi Jokowi saat melayat justru memantik kontroversi besar di tanah air.

Dalam unggahan di Instagram pribadinya, Jokowi membagikan detik-detik kehadirannya di Basilika Santo Petrus, tempat jenazah Paus Fransiskus disemayamkan. Mengenakan setelan hitam lengkap dengan peci, Jokowi terlihat berdiri khidmat di depan peti jenazah, mengheningkan cipta, lalu mengangkat kedua tangannya dalam posisi berdoa.

“Saat ini saya berada di lapangan Santo Petrus Vatikan sebagai utusan khusus ditugaskan Presiden Prabowo Subianto[…] Kami ingin menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Yang Teramat Suci Paus Fransiskus,” kata Jokowi dalam videonya.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyampaikan pesan langsung dari Presiden Prabowo yang mengungkapkan rasa kehilangan atas wafatnya sosok yang dikenal sebagai pejuang perdamaian dunia.

Delegasi Indonesia saat itu tidak hanya diisi Jokowi seorang. Tampak Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Ignatius Jonan yang dulu menjadi ketua kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2024.

Namun, bukan soal utusan resmi atau pesan belasungkawa yang menjadi fokus publik. Tindakan Jokowi yang berdoa di hadapan peti jenazah Paus Fransiskus justru memantik gelombang kritik di media sosial.

“Rasulullah SAW tidak mengajarkan berdoa untuk jenazah non-Muslim. Hanya berdiri sebagai bentuk penghormatan,” tulis salah satu komentar pedas yang menyindir Jokowi.

Ada pula yang mempertanyakan kesiapan protokoler Indonesia dalam melepas Jokowi berangkat sendirian tanpa pengarahan, “Beginilah jadinya kalau tidak di-briefing dulu. Fatal.”

Gelombang kecaman tersebut memperlihatkan betapa sensitifnya tindakan pejabat publik, apalagi berkaitan dengan praktik ibadah lintas agama. Banyak yang menganggap Jokowi kurang berhati-hati, terlebih statusnya masih sangat melekat sebagai sosok berpengaruh di Indonesia.

Di sisi lain, ada suara pembelaan dari sebagian kalangan. Sejumlah netizen dari komunitas Katolik dan kelompok pro-toleransi membela langkah Jokowi sebagai bentuk penghormatan antariman.

“Buat saya yang Katolik, mendoakan orang yang telah tiada tidak pernah salah. Justru itu bentuk kasih dan penghormatan,” bela seorang netizen di kolom komentar.

Polemik makin meluas. Ada yang mengingatkan bahwa Paus Fransiskus semasa hidup dikenal sangat menghormati perbedaan agama dan mendorong dialog lintas iman.

“Kalau Paus masih hidup, saya yakin beliau pun tidak mempermasalahkan doa dari siapapun, apa pun agamanya,” tulis netizen lain.

Namun, bagi sebagian masyarakat Muslim konservatif di Indonesia, doa untuk jenazah non-Muslim tetap menjadi hal yang sangat sensitif dan tabu.

Momen viral ini membelah opini publik. Ada yang mengapresiasi Jokowi atas sikap toleransinya, ada pula yang menilai tindakan tersebut mencoreng prinsip agama yang dianut mayoritas rakyat Indonesia.

Gelombang kritik ini pun menyentil Istana dan jajaran protokoler. Banyak pihak bertanya-tanya, apakah Jokowi benar-benar sudah dibekali arahan protokol lintas agama sebelum menghadiri prosesi besar di Vatikan ini.

Sejauh ini, baik pihak Jokowi maupun pemerintah belum memberikan penjelasan resmi atas polemik yang bergulir deras di dunia maya.

Satu yang pasti, dalam dunia politik dan keagamaan Indonesia yang penuh bara, setiap gerak-gerik, bahkan doa di tempat suci sekalipun, bisa berubah menjadi amunisi panas.

Ketika Jokowi memilih untuk mengangkat tangan dan berdoa di hadapan peti Paus, ia mungkin tak menyangka bahwa ribuan kilometer dari Vatikan, tindakan kecil itu berubah menjadi badai besar. (**)

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Rozaki 

Redaksi: Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.