MELIHAT INDONESIA, LUMAJANG – Gunung Semeru di Jawa Timur telah mengalami sebanyak 380 kali erupsi sejak bulan Januari hingga Juni 2024. Data ini disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dengan catatan bahwa letusan terakhir terjadi pada Minggu, 9 Juni 2024, pukul 06.33 WIB.
Menurut laman resmi PVMBG, jumlah letusan yang tercatat sebanyak 226 kali. Informasi terbaru ini disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunungapi, Yadi Yuliandi, yang melaporkan bahwa Gunung Semeru, yang administratif berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, terlihat jelas pagi itu meskipun tertutup kabut di tingkat 0-III. Namun, tidak ada asap kawah yang teramati, dengan cuaca yang mendung dan angin bertiup lemah ke arah barat daya.
Selama periode tersebut, Gunung Semeru juga mengalami sebanyak 29 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo berkisar antara 15 hingga 23 mm, dan durasi gempa antara 88 hingga 145 detik.
Dalam menghadapi kondisi ini, masyarakat diimbau untuk waspada. Mereka diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dengan jarak sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sepanjang tepi sungai (sempadan sungai) di Besuk Kobokan dalam jarak 500 meter, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Yadi juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar juga harus diwaspadai, terutama di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (**)
1 comment
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.