MELIHAT INDONESIA, SEMARANG – Lagu “Tob Tobi Tob” yang kini menggemparkan TikTok bukan sekadar tren sesaat. Di balik lantunan yang terdengar ringan dan menghibur, tersembunyi sejarah panjang dari sebuah puisi klasik yang pernah menguji kecerdasan seorang khalifah.
Lirik “Tob Tobi Tob” bukan sekadar susunan kata tanpa makna. Syair ini berasal dari puisi berjudul Sawt Safiri Al-Bulbuli (صوت صفير البلبل), yang berarti “Suara Siulan Burung Bulbul.”
Puisi ini bukan karya sembarangan. Seorang penyair ternama dari abad ke-8, Abdul Malik bin Quraib Al-Asma’i, adalah sosok yang menciptakannya.
Disebutkan bahwa syair ini memiliki keunikan dalam struktur bahasanya yang membuatnya sulit dihafal.

Al-Asma’i menyusun syair ini sebagai bagian dari tantangan yang diberikan oleh Khalifah Abu Ja’far al-Mansur, seorang penguasa yang dikenal memiliki ingatan luar biasa.
Khalifah saat itu menantang para penyair untuk menciptakan syair yang tidak bisa ia hafalkan setelah sekali dengar. Namun, Al-Asma’i berhasil mengalahkan sang khalifah dengan syairnya.
Struktur lirik yang penuh permainan kata dan ritme cepat membuat Khalifah dan para pencatatnya kesulitan mengingatnya. Hal ini membuktikan bahwa Al-Asma’i bukan sekadar penyair biasa.
Tak hanya sebagai ajang unjuk kecerdasan, syair ini juga sarat makna. Ia menggambarkan keindahan alam, cinta, serta tantangan yang dihadapi manusia dalam hidupnya.
Keindahan syair ini bertahan hingga berabad-abad, hingga akhirnya diadaptasi dalam bentuk lagu oleh penyanyi Timur Tengah, Ahmed El Qatane, pada tahun 2015.
Dari lagu tersebut, penggalan “Tob Tobi Tob” kembali menarik perhatian publik setelah digunakan dalam berbagai konten kreatif di TikTok.
Fenomena viral ini membuktikan bahwa karya sastra klasik bisa hidup kembali di era digital, menjangkau generasi baru melalui media sosial.
Ritme yang unik dan lirik yang catchy menjadikan lagu ini mudah diingat, bahkan bagi orang yang tidak memahami bahasa Arab sekalipun.
Pengguna TikTok memanfaatkan lagu ini dalam berbagai tantangan, mulai dari tantangan bernyanyi hingga konten komedi yang mengundang tawa.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa di balik kepopulerannya, lagu ini menyimpan sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.

Syair yang dahulu menjadi alat uji kecerdasan, kini menjadi hiburan bagi jutaan orang di seluruh dunia melalui platform digital.
Meskipun hanya sepenggal, lirik “Tob Tobi Tob” tetap menyimpan esensi dari keindahan syair aslinya yang kaya akan permainan bahasa.
Kisah di balik lagu ini adalah bukti bahwa seni dan sastra tidak mengenal batas waktu, selalu menemukan jalannya untuk terus dinikmati.
Popularitas “Tob Tobi Tob” bukan hanya fenomena biasa, melainkan sebuah perjalanan panjang dari dunia sastra klasik ke era digital.
Mungkin bagi sebagian orang, lagu ini hanya sekadar hiburan viral. Namun, bagi yang memahami sejarahnya, ini adalah bukti bagaimana sebuah karya bisa bertahan dan bertransformasi melintasi zaman. (**)