Hizbul Wathan (HW), yang berarti pembela tanah air, merupakan gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah. Sebagai sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah, Hizbul Wathan bertujuan membentuk watak anak, remaja, dan pemuda melalui metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang. Aktivitas ini banyak dilakukan di alam terbuka, menjadikannya sebagai pengalaman pendidikan yang penuh makna.
Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918 di Yogyakarta, awalnya organisasi ini bernama “Padvinder Muhammadiyah.” Dua tahun kemudian, namanya diubah menjadi Hizbul Wathan. Sistem kepanduan ini diadopsi oleh KH. Ahmad Dahlan karena diyakininya mampu menjadi sarana pembentukan kader Muhammadiyah. Melalui metode yang unik, anak-anak dilatih untuk menjadi pribadi mandiri, berguna bagi masyarakat, dan berakhlak mulia.
Pendidikan Karakter Sebagai Kunci Utama
Sejak awal berdirinya, Hizbul Wathan memahami bahwa pendidikan adalah fondasi untuk memberdayakan generasi muda. Oleh karena itu, gerakan ini tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga menekankan pengembangan karakter. Dengan kurikulum berbasis karakter, siswa diajarkan menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, dan memiliki kecintaan terhadap tanah air.
Pendidikan agama menjadi salah satu pilar utama. Siswa diajak memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya membentuk sikap toleransi dan saling menghormati. Inovasi dalam metode pembelajaran, seperti penggunaan teknologi dan pendekatan modern, membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif. Selain itu, kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi ke dalam pendidikan membantu menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Implementasi di Sekolah
Salah satu contoh implementasi semangat belajar Hizbul Wathan dapat ditemukan di SMP Muhammadiyah 1 Gombong. Di sekolah ini, kegiatan Hizbul Wathan dilakukan secara rutin setiap Jumat pukul 14.00 hingga selesai. Program ini melibatkan siswa kelas 8 dan 9 sebagai dewan pasukan yang membimbing adik-adik kelas 7.
Dewan pasukan dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Gombong, sementara kelompok lainnya bertugas mengajar di SD Kreatif. Sebelum menjalankan tugasnya, dewan pasukan telah melalui pembinaan intensif untuk memastikan mereka memiliki mental dan fisik yang siap serta akhlak mulia.
Materi yang diajarkan meliputi baris-berbaris (PBB), tali-temali, pendirian tenda, hingga persiapan kegiatan kemah. Selain itu, terdapat pula proses pengukuhan dewan pasukan, yang bertujuan melanjutkan estafet kepemimpinan pada periode berikutnya.
Dampak Positif yang Signifikan
Inisiatif pendidikan yang diterapkan oleh Hizbul Wathan menunjukkan dampak yang sangat positif. Banyak lulusan gerakan ini yang menjadi pemimpin di berbagai bidang, memiliki integritas, serta semangat untuk memajukan bangsa.
Kegiatan-kegiatan yang dirancang secara holistik mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan menjadikan pendidikan sebagai fondasi utama, Hizbul Wathan terus berupaya mewujudkan visi besarnya: membangun bangsa melalui pembentukan karakter generasi muda.
Semangat dan inovasi ini menunjukkan bahwa Hizbul Wathan adalah bukti nyata bagaimana pendidikan karakter dapat menjadi elemen penting dalam mencetak generasi yang unggul, bermartabat, dan siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
(Penulis: Nabilah Verda Kirana Peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Gombong)
Disclaimer: Tulisan ini adalah hasil kreativitas siswa dalam rangka gerakan literasi sejak dini, kerjasama SMP Muhammadiyah 1 Gombong dengan MelihatIndonesia.id. (**)
