MELIHAT INDONESIA, JAKARTA – Prediksi bahwa Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran semakin mengemuka. Persaingan ketat antara pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono membuat sejumlah pengamat politik percaya bahwa tak ada kandidat yang akan mampu meraih suara lebih dari 50 persen dalam satu putaran.
Suara Pengamat: Prediksi Dua Putaran
Zaki Mubarak, pakar politik dari UIN Syarif Hidayatullah, menyebutkan bahwa meski pasangan Pramono Anung-Rano Karno telah mendeklarasikan kemenangan satu putaran, hasil akhir tetap berada di tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Jika tidak ada kandidat yang meraih lebih dari 50 persen plus satu suara, maka putaran kedua menjadi keniscayaan,” ujar Zaki, Kamis (28/11/2024).
Menurutnya, elektabilitas kedua pasangan memang bersaing ketat. Namun, keunggulan pasangan Pramono-Rano baru terlihat pada momen-momen terakhir menjelang pencoblosan. “Jangan lupakan juga kekuatan pemilih militan dari kubu lawan yang berpotensi menggoyang prediksi awal,” imbuhnya.
Senada dengan Zaki, Igor Dirgantara, Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), menyatakan bahwa klaim kemenangan oleh salah satu pasangan calon sebelum hasil resmi diumumkan oleh KPU bukanlah hal yang luar biasa. “Namun, pasangan Pramono-Rano harus realistis dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan menghadapi putaran kedua,” katanya.
Deklarasi Kemenangan dan Data KWK
Pramono Anung-Rano Karno mendeklarasikan kemenangan satu putaran berdasarkan hasil penghitungan cepat dari formulir KWK yang telah mencapai 100 persen TPS. Pasangan ini mengklaim memperoleh 50,07 persen suara atau sekitar 2.183.577 suara. Dalam konferensi pers, Pramono menyatakan, “Satu suara sangat berarti dalam pemilihan Gubernur Jakarta. Namun, kami tetap menunggu hasil rekapitulasi manual dari KPU.”
Meski demikian, sejumlah pihak menilai margin kemenangan yang tipis tersebut rentan berubah, terutama jika ditemukan ketidaksesuaian data selama proses rekapitulasi manual.
Potensi Polarisasi Politik
Jika Pilkada Jakarta berlanjut ke putaran kedua, Igor menilai situasi politik tetap terkendali. “Polarisasi politik di Pilkada 2024 tidak akan seintens pada 2017. Namun, persaingan akan lebih terlihat sebagai adu kekuatan antar-elite politik nasional,” ujarnya.
Ia mengidentifikasi bahwa pertarungan ini mencerminkan koalisi besar antara kelompok pendukung Jokowi, Prabowo, dan SBY di satu sisi, melawan kubu Megawati, Anies Baswedan, dan Ahok di sisi lain.
Suara yang Tersebar
Hasil sementara menunjukkan distribusi suara yang menarik:
Pramono Anung-Rano Karno: 50,07 persen (2.183.577 suara)
Ridwan Kamil-Suswono: 39,40 persen (1.718.408 suara)
Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10,53 persen (459.283 suara)
Perolehan suara pasangan Dharma-Kun dinilai menjadi penentu arah dukungan pada putaran kedua. Banyak yang memprediksi suara mereka akan menjadi rebutan kedua kubu utama.
Harapan dan Antisipasi
Masyarakat Jakarta diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dari KPU. “Jangan terpengaruh dengan klaim atau deklarasi sebelum ada pernyataan resmi,” tegas Igor.
Sementara itu, tantangan besar menanti di putaran kedua. Logistik pemilu, pengamanan, dan strategi kampanye akan menjadi kunci keberhasilan bagi kedua kandidat. Dengan tensi politik yang mulai memanas, harapan akan Pilkada yang damai dan demokratis menjadi prioritas utama.
“Kita harus menjaga agar kontestasi ini tetap sehat. Tidak ada yang lebih penting daripada menjaga persatuan dan kedewasaan politik masyarakat Jakarta,” tutup Zaki.(**)