Minggu, Maret 23, 2025
Beranda » Headline » Rupiah Melemah, Ekonom UGM: Bahaya Jika Melewati Rp16.500 Per Dollar

Rupiah Melemah, Ekonom UGM: Bahaya Jika Melewati Rp16.500 Per Dollar

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serika (USD) terus melemah dalam beberapa waktu terakhir.

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM),Eddy Junarsin, meuturkan peningkatan kurs dollar AS ke rupiah akan lebih mengkhawatirkan jika melewati Rp16.500.

Per Selasa (18/6/2024), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kini berada pada angka Rp16.410, berdasarkan data Google Finance.

“Bahaya (kurs dollar AS ke rupiah) Rp16.500 itu secara teknis dan ekonomis tidak apa-apa karena bisa menguat lagi. Namun secara psikologis berbahaya,” ujarnya, Kamis (13/6/2024).

Jika mencapai angka itu, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah akan lebih mudah naik melampaui Rp16.500 dibandingkan sebelumnya.

Lantas, apa penyebab dollar AS terhadap rupiah terus meningkat?

Eddy menjelaskan, perubahan kurs mata uang merupakan hal alami.

Namun, ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar rupiah tidak menguat signifikan terhadap dollar AS.

Seperti barang, permintaan mata uang yang tinggi akan membuat harganya naik.

Sebaliknya, permintaan rendah menyebabkan harganya turun.

Dia mencontohkan, suatu negara yang lebih banyak eskpor barang ke luar negeri akan membuat pasar meminta lebih banyak mata uang negara tersebut.

Akibatnya, harga uang meningkat sehingga kurs mata uangnya menjadi lebih rendah.

Menurutnya, kondisi tersebut saat ini sedang dialami Indonesia.

Ia menuturkan, Indonesia banyak mendapatkan keuntungan perdagangan dari barang ekspor.

Dengan begitu, nilai tukar rupiah rupiah terhadap dollar AS seharusnya menguat.

Akan tetapi, ada faktor lain yang memengaruhi nilai tukar rupiah dengan dollar AS, misalnya perbedaan suku bunga antarkedua negara.

Negara yang memiliki suku bunga lebih tinggi akan membuat mata uang menjadi merosot.

Suku bunga adalah harga yang dibayarkan bank kepada nasabah yang menyimpan uang di bank tersebut.

Karena Indonesia saat ini memiliki suku bunga sekitar 6 persen, sedangkan AS 5,5 persen, hal ini membuat kurs dollar AS menjadi lebih tinggi daripada rupiah.

Selain faktor teknis, seperti perdagangan, inflasi, dan suku bunga, Eddy mengungkapkan bahwa kondisi suatu negara juga berpengaruh pada nilai tukar mata uangnya.

Kondisi ini meliputi pertumbuhan ekonomi, politik, atau kestabilitasan di dalam negara tersebut.

Meski kondisi Indonesia saat ini cukup stabil, tetapi keamanan global juga berperan.

Apalagi, perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas saat ini masih terus berlangsung.

Menurut dia, kondisi global yang tidak stabil membuat pemilik modal akan memilih investasi ke mata uang yang lebih aman dan kuat, seperti dollar AS atau Euro.

Investasi ke benda berharga yang berisiko rendah, seperti perhiasan atau emas, juga menjadi pilihan.

Eddy mengungkapkan, nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp16.500 akan menganggu anggaran negara.

Pasalnya, ada penerimaan atau pengeluaran yang menggunakan uang dollar AS.

“Kalau mata uang lain menjadi mahal atau rupiah terdeviasi, kita harus bayar semakin mahal.”

“Padahal, yang diasumsikan di APBN lebih sedikit. Anggarannya terpaksa direvisi karena lebih mahal,” jelasnya.

Selain itu, peningkatan nilai dollar AS membuat pembayaran utang negara yang menggunakan mata uang dollar menjadi lebih besar daripada jumlah utang aslinya.

Di sisi lain, efek peningkatan kurs dollar AS juga akan berdampak pada kondisi masyarakat umum.

Misalnya, harga barang atau jasa impor akan menjadi lebih mahal saat masuk ke dalam negeri.

“Kalau harga bahan bakunya naik, otomatis harga (produknya) menjadi naik,” lanjut dia.

Eddy menyebutkan, kenaikan nilai tukar mata uang dapat menguat seiring waktu. Namun, penguatan itu belum tentu terjadi.

Untuk itu, pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, seperti meningkatkan surplus dari ekspor, mengurangi impor, menurunkan inflasi, serta menurunkan suku bunga. (*)

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Rozaki 

Redaksi: Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved