MELIHAT INDONESIA, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terancam gagal mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT).
Berdasarkan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Jateng, bauran EBT di Jateng pada tahun 2025 mampu mencapai 21,32 persen.
Namun, hingga akhir 2024 bauran EBT di Jateng baru di angka 18,55 persen. Artinya, untuk mencapai target pada akhir 2025 membutuhkan tambahan 2,77 persen.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menilai, Pemprov Jateng kesulitan mencapai target bauran EBT.
Kalau pun tak tercapai target, Fabby menyebut bukan berarti gagal karena ada beberapa penyebab di luar kendali Pemprov Jateng.
“Saya tidak mengatakan gagal, lebih tepat capaian yang tertunda,” ujarnya saat ditemui di Semarang, Kamis (6/2/2025).
“Ada beberapa faktor eksternal yang membuat pemerintah daerah Jateng susah mencapai target itu seperti recofusing anggaran,” imbuhnya.
Fabby mengatakan, pada rentang 2021-2023, porso anggaran untuk mempercepat bauran EBT terdampak recofusing pandemi Covid-19.
Kemudian pada 2024, anggaran EBT seperti program desa mandiri energi batal dilaksanakan karena ada recofusing anggaran untuk Pilkada.
Sementara pada 2025 ini ada kendala baru bagi pengembangan EBT di Jateng, yakni efisiensi anggaran untuk program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan presiden baru.
“Efisiensi anggaran MBG juga pasti akan berdampak untuk sektor pengembangan EBT di pemda,” tutur Fabby. (bhq/**)