MELIHAT INDONESIA – Warga Negara Asing (WNA) kembali masuk dalam jajaran kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengumumkan bahwa investor asal AS, Ray Dalio, resmi bergabung sebagai Dewan Penasihat.
Sebelumnya, eks PM Inggris Tony Blair yang menjadi sorotan dunia internasional karena diduga sebagai penjahat perang, telah masuk terlebih dulu ke dalam Danantara.
Rosan menyampaikan hal itu setelah menghadiri pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan belasan pengusaha besar Indonesia, Ray Dalio, dan menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Rosan menyebut kehadiran Ray Dalio di Istana Merdeka bertujuan berbagi pengalaman investasi dengan para pengusaha, menandakan resminya ia bergabung dalam BPI Danantara.
Ray Dalio bergabung sebagai Dewan Penasihat BPI Danantara bersama Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, yang sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Rosan.
“Insya Allah,” ujar Rosan.
Diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto mengundang belasan pengusaha Indonesia untuk bertemu dengan investor AS, Ray Dalio, di Istana Merdeka, Jakarta, guna membahas pengelolaan aset BPI Danantara Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Ray Dalio duduk di antara Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Prabowo menyatakan bahwa pemerintah melihat perlunya perbaikan dalam pengelolaan aset BUMN agar kinerjanya lebih optimal.
Dalam pertemuan itu, Prabowo turut mengundang belasan pengusaha besar Indonesia, termasuk Haji Isam, Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Tomi Winata, Anthony Salim, Franky Wijaya, Dato Tahir, James Riady, Chairul Tanjung, dan Hilmi Panigoro.
Presiden RI Prabowo Subianto mengakui pihaknya membutuhkan nasihat kritis dari miliarder asal AS Raymond Thomas Dalio (Ray Dalio) terkait Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
“Saya rasa kami memang memerlukan nasihat-nasihat yang kritis ini. Saya kami selalu memerlukan nasihat-nasihat kritis dan juga keberanian untuk belajar dari satu sama lain. Saya rasa inilah kuncinya,” ujar Prabowo. (*)