Minggu, Maret 23, 2025
Beranda » Berita » Daerah » Jawa Timur » Ampo, Kuliner Tanah Liat dari Tuban, Camilan Mistis yang Bertahan di Tengah Zaman

Ampo, Kuliner Tanah Liat dari Tuban, Camilan Mistis yang Bertahan di Tengah Zaman

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA, TUBAN – Bagi sebagian besar orang, tanah liat mungkin hanya digunakan sebagai bahan dasar gerabah atau bangunan. Namun, di Tuban, tanah liat justru menjadi makanan khas yang telah bertahan dari generasi ke generasi. Ampo, begitu namanya, bukan sekadar camilan biasa. Di balik teksturnya yang renyah dan rasanya yang unik, makanan ini menyimpan nilai mistis dan sejarah panjang dalam budaya masyarakat Tuban.

Warisan Leluhur yang Tak Lekang Waktu

Ampo bukanlah makanan yang baru muncul di era modern. Masyarakat Tuban telah mengonsumsi camilan ini sejak ratusan tahun silam. Proses pembuatannya pun masih dilakukan secara tradisional tanpa campuran bahan kimia atau bumbu tambahan. Tanah liat murni dipilih dengan cermat, kemudian dipadatkan, diiris tipis, lalu dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari. Setelah kering, potongan tanah ini dipanggang hingga mengeras dan siap dikonsumsi.

Keunikan Ampo terletak pada cara menikmatinya. Tidak seperti camilan modern yang dipenuhi bahan tambahan, Ampo menghadirkan rasa yang sederhana, alami, dan penuh filosofi. Masyarakat setempat percaya bahwa tanah adalah sumber energi, sehingga mengonsumsi Ampo dapat memberikan manfaat bagi tubuh dan jiwa.

Antara Mitos dan Khasiat Ampo

Sejak dahulu, Ampo memiliki tempat khusus dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Tuban. Beberapa orang meyakini bahwa Ampo memiliki kekuatan mistis yang bisa menolak bala dan menjaga keseimbangan energi tubuh. Tak heran jika camilan ini sering digunakan dalam ritual adat atau sesaji sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Di luar nilai spiritualnya, Ampo juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Masyarakat lokal meyakini bahwa tanah liat murni dapat menyerap racun dalam tubuh, membantu sistem pencernaan, dan meredakan gangguan lambung. Bahkan, ibu hamil di beberapa daerah kerap mengonsumsi Ampo untuk mengurangi rasa mual.

Namun, di sisi lain, para ahli kesehatan memberikan peringatan bahwa konsumsi tanah liat secara berlebihan bisa berdampak negatif, terutama jika mengandung zat berbahaya. Meski demikian, kepercayaan terhadap khasiat Ampo masih tetap bertahan di kalangan masyarakat Tuban.

Di Ambang Kepunahan, Akankah Ampo Bertahan?

Di tengah derasnya arus modernisasi, Ampo semakin jarang ditemukan. Generasi muda yang lebih akrab dengan makanan cepat saji mulai melupakan kuliner tradisional ini. Bahkan, tidak banyak lagi orang yang bisa membuat Ampo dengan cara asli, sebagaimana yang dilakukan oleh leluhur mereka.

Meski begitu, beberapa pihak kini mulai bergerak untuk melestarikan camilan unik ini. Berbagai upaya dilakukan agar Ampo tetap dikenal dan tidak hilang ditelan zaman, seperti:

  1. Inovasi Produk – Ampo kini dikembangkan dalam bentuk baru, seperti keripik Ampo atau kue berbahan dasar tanah liat, agar lebih menarik bagi generasi muda.
  2. Promosi Sebagai Oleh-Oleh Khas Tuban – Para pelaku usaha lokal mulai mengenalkan Ampo kepada wisatawan yang datang ke Tuban. Dengan pengemasan yang lebih modern, diharapkan camilan ini bisa lebih diterima di pasar yang lebih luas.
  3. Edukasi dan Pewarisan Budaya – Beberapa komunitas dan pegiat budaya berusaha mengajarkan kembali cara pembuatan Ampo kepada generasi muda agar tradisi ini tidak punah.

Ampo bukan sekadar camilan dari tanah liat. Ia adalah simbol dari hubungan manusia dengan alam, warisan budaya yang kaya akan filosofi, dan cerminan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Selama masih ada yang menghargai dan menikmati Ampo, camilan mistis dari Tuban ini akan terus bertahan, menantang waktu dan arus perubahan zaman. (**)

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Rozaki 

Redaksi: Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved