MELIHAT INDONESIA, PURWOREJO – Dalam dunia politik yang sering diasosiasikan dengan kemewahan, sosok Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, menjadi sorotan. Mengaku sebagai “bupati termiskin di Indonesia,” Yuli hidup jauh dari bayangan kehidupan glamor. Melalui laporan harta kekayaan yang disampaikannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada awal 2024, Yuli menyatakan bahwa dirinya hanya memiliki kekayaan sebesar Rp367 juta.
Tidak hanya jumlah kekayaannya yang terbilang rendah dibandingkan dengan kepala daerah lainnya, Yuli juga tidak memiliki tanah atau bangunan pribadi. Ia kini tinggal di rumah peninggalan keluarga mendiang suaminya di Desa Grabag, yang dibangun pada abad ke-19.
Hidup Sederhana, Mengabdi Penuh
Latar belakang kehidupan Yuli Hastuti mencerminkan prinsip pengabdiannya sebagai pemimpin. “Jabatan bupati bagi saya adalah untuk mengabdi, seperti pesan dari almarhum suami,” ujar Yuli dalam wawancara dengan media. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yuli tidak menjadikan kekayaan sebagai ukuran kesuksesan atau kebahagiaan, tetapi lebih pada dedikasi dan kontribusi terhadap masyarakat.
Rumah tempatnya tinggal kini menjadi saksi perjalanan hidup sederhana seorang pemimpin daerah. “Rumah keluarga almarhum, dulu atapnya damen (jerami), sekarang sudah genteng. Ini rumah warisan turun-temurun,” ungkap Yuli. Rumah tersebut, yang menjadi kediaman sejak ia kembali dari cuti, adalah warisan yang ia jaga sebagai simbol nilai keluarga, bukan aset pribadi.
Meminjam Kendaraan Pribadi dan Menolak Kemewahan
Gaya hidup sederhana yang dianut Yuli tercermin dari kendaraan yang dimilikinya. Berdasarkan laporan harta kekayaan, ia hanya tercatat memiliki sebuah sepeda motor Suzuki Skywave keluaran tahun 2010 dengan nilai sekitar Rp3 juta dan mobil Toyota Innova tahun 2018 senilai Rp250 juta. Bahkan, jika tidak menggunakan mobil dinas, Yuli sering kali meminjam mobil dari anaknya untuk mobilitas sehari-hari.
“Kalau enggak pakai mobil dinas, ya saya sering pinjam mobil anak,” kata Yuli. Dengan kondisi ini, Yuli menunjukkan bahwa jabatannya sebagai bupati tidak berarti harus hidup dengan fasilitas mewah.
Fokus Pada Pelayanan Masyarakat
Sejak dilantik pada Desember 2023, Yuli dikenal sebagai pemimpin yang lebih menekankan pengabdian daripada kemewahan. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kekayaan tidaklah menjadi tolok ukur utama dalam memimpin daerah. “Kekayaan bukanlah ukuran keberhasilan dalam memimpin,” ujarnya. Bagi Yuli, fokusnya sebagai bupati adalah untuk memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Dibandingkan dengan Bupati Lain
Kondisi Yuli yang terbilang sederhana berbeda tajam dengan beberapa kepala daerah lainnya yang memiliki kekayaan jauh lebih besar. Salah satu contoh mencolok adalah Nina Agustina, Bupati Indramayu, yang disebut sebagai salah satu bupati terkaya di Jawa Barat. Menurut laporan kekayaannya, Nina tercatat memiliki total kekayaan mencapai Rp34,7 miliar, dengan sebagian besar aset berupa properti yang tersebar di Bogor, Depok, dan Surabaya.
Kontras antara Yuli Hastuti dan Nina Agustina menyoroti perbedaan signifikan dalam gaya hidup dan kekayaan di antara para pemimpin daerah di Indonesia. Di satu sisi ada sosok yang hidup sederhana tanpa banyak aset, sementara di sisi lain terdapat pemimpin dengan nilai kekayaan yang fantastis.
Sebuah Pilihan Hidup
Keputusan Yuli untuk menjalani hidup sederhana dan mengabdikan diri sepenuhnya bagi masyarakat bukan tanpa dasar. Bagi Yuli, amanah sebagai bupati adalah sebuah panggilan yang jauh dari dorongan untuk mengumpulkan kekayaan pribadi. Prinsip hidupnya menegaskan bahwa jabatan adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan tulus.
Kondisi ini membuat Yuli sering mendapat perhatian, terutama dalam era di mana kekayaan materi kerap menjadi ukuran keberhasilan seseorang. Namun, bagi Yuli, mengabdi bagi masyarakat Purworejo adalah sebuah kebanggaan tersendiri.
Menjadi Teladan Bagi Kepala Daerah Lain
Meski Yuli Hastuti mungkin dikenal sebagai “bupati termiskin” berdasarkan kekayaannya, prinsip hidup dan gaya kepemimpinannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak pemimpin lainnya. Mengutamakan pengabdian ketimbang harta, ia menunjukkan bahwa kesuksesan tidak selalu terukur dari jumlah aset atau kekayaan yang dimiliki.
Bagi masyarakat Purworejo, Yuli bukan sekadar pemimpin. Ia adalah teladan hidup sederhana dan mengutamakan pengabdian, sebuah pelajaran penting dalam memimpin di tengah kondisi sosial yang beragam. (**)