107

MELIHAT INDONESIA, SEMARANG – Dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Saratri Wilonoyudho menunjuukkan ijazah S-1 miliknya saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ijazahnya ternyata berbeda jauh dengan milik mantan Presiden Jokowi meski jarak kelulusannya hanya terpaut satu tahun. Saratri lulus tahun 1986, sementara Jokowi lulus 1985.

Saratri mengunggah foto ijazahnya di media sosial Instagram @saratri_wilonoyudho tidak bermaksud apa-apa selain hanya ingin menunjukkan ke masyarakat tentang ijazah UGM tahun 1986.

Setelah dibandingkan, ijazah Saratri dengan ijazah Jokowi (sebagaimana salinan yang ditunjukkan UGM) terdapat beberapa perbedaan mencolok.

Antara lain, font ijazah Saratri masih bergaya lama, sementara milik Jokowi font-nya seperti mirip Times New Roman. Nama Rektor UGM-nya juga berbeda.

Selain itu, ijazah Saratri tidak ada materai sebagaimana milik Jokowo. Setahu Saratri, foto ijazah juga tidak diperkenankan memakai kacamata seperti milik Jokowi.

“Punya saya tidak ada materai, lalu fotonya tidak boleh pakai kacamata. Fontnya juga beda. Tapi apakah perbedaan itu karena kebijakan masing-masing fakultas, saya tidak tahu,” ucap Saratri saat dikonformasi, Selasa (15/4/1025).

Meski ia tidak bisa memastikan mana ijazah yang sah, tetapi Saratri berpendapat seharusnya jika tahun kelulusan hanya beda satu tahun, perbedannya tidak banyak.

“Setahu saya kalau hanya terpaut setahun ya hampir sama. Waktu tahun 80-an rata-rata ya seperti itu. Formatnya hampir sama,” tuturnya.

Polemik ijazah Jokowi di UGM kembali mencuat beberapa waktu belakangan ini. Di media sosial banyak yang menyebut ijazah Jokowi palsu.

UGM telah mengakui Jokowi merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM dengan tahun masuk 1980 dan lulus pada 1985. UGM juga sudah menyatakan ijazah Jokowi asli sembari menunjukkan salinan ijazah.

Namun, keterangan UGM maupun Jokowi tampaknya belum membuat masyarakat puas lantaran sampai saat ini ijazah asli Jokowi tidak/belum ditunjukkan ke publik. (bhq)