MELIHAT INDONESIA – TikTok sekarang lebih dari sekadar aplikasi untuk menonton video dan mencari hiburan.
Bagi Gen Z, TikTok menjadi tempat untuk menemukan dan menciptakan kosakata baru, termasuk jargon dan slang kekinian, bahkan kata-kata lawas bisa mendapatkan singkatan dan makna baru di platform ini.
Di TikTok, kata-kata baru dapat muncul lebih sering, bahkan dapat menyebar dengan cepat dan luas.
Salah satu faktor pendorongnya adalah tradisi kreator TikTok yang mengombinasikan audio, teks, dan video dalam satu unggahan.
Menurut Direktur Arsip Bahasa Slang dan Bahasa Baru di King’s College London, Tony Thorne, setiap tahunnya ada sekitar 100 kata bahasa Inggris yang muncul atau mendapat makna baru di TikTok.
Salah satunya adalah “demure”, yang viral dengan tren “very demure, very mindful, very cutesy”.
Tradisionalnya, “demure” menggambarkan wanita pendiam atau rendah hati, kontras dengan sifat bersemangat atau lantang.
Di TikTok, kata ini viral sebagai tren “kesopanan zaman sekarang”, misalnya cara perempuan berpakaian atau berdandan sopan untuk ke kantor.
Tren “very demure, very mindful, very cutesy” kini digunakan secara nyeleneh, misalnya untuk menggambarkan aktivitas seperti melihat matahari terbenam atau memesan makanan dengan sopan. Tagar #demure telah muncul di sekitar 800.000 video TikTok, menunjukkan popularitasnya.
Kata “karisma” kini dikenal sebagai “Rizz” di kalangan Gen Z, yang menggambarkan daya tarik, pesona, atau keterampilan merayu.
Selain itu, “skibidi” yang berasal dari meme kartun menyanyi di toilet, memiliki makna fleksibel, bisa berarti “keren”, “buruk”, atau “sangat” tergantung konteks.
Istilah slang Gen Z, seperti “Sus,” kini mulai masuk ke kamus resmi, termasuk Oxford English Dictionary (OED).
“Sus” yang populer sejak 2022, kini berarti sesuatu yang mencurigakan atau menunjukkan ketidakjujuran, baik pada individu, peristiwa, maupun objek.
Perubahan bahasa di TikTok sebagian besar dipengaruhi oleh usia penggunanya, yang mayoritas berusia 18-34 tahun.
“Anak muda adalah inovator bahasa,” kata Christian Ilbury, seorang sosiolinguistik dari Universitas Edinburgh.
Evolusi bahasa di media sosial menjadi tantangan bagi pembuat kamus, seperti Oxford English Dictionary (OED), yang biasanya menambahkan kata setelah digunakan selama lima tahun.
Namun, proses ini dianggap terlalu lambat untuk mengikuti bahasa modern.
Misalnya, kata “binge-worthy” baru ditambahkan pada Juni 2024, padahal sudah lama digunakan untuk menggambarkan menonton beberapa episode acara secara berurutan melalui streaming. (*)