MELIHAT INDONESIA, PURBALINGGA – Ramadhan tahun ini, Purbalingga berubah menjadi lautan cahaya dengan hadirnya Ramadan Light Festival 2025. Ribuan lampu menghiasi kota, menghadirkan suasana yang megah dan penuh makna menyambut bulan suci. Festival ini resmi dibuka oleh Bupati Purbalingga, Fahmi M. Hanif, pada Kamis (20/03/2025) di Alun-Alun Purbalingga dan akan berlangsung hingga 8 April 2025.
Sebanyak 100 lampu hias dipasang di sekitar alun-alun sebagai pusat perayaan, sementara 250 lampu lainnya menerangi sepanjang Jalan Jenderal Soedirman Barat dan Jalan Piere Tendean, menciptakan pemandangan spektakuler yang memikat mata warga dan wisatawan.
Bupati Fahmi menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga langkah strategis untuk memperindah kota dan menggairahkan sektor wisata serta ekonomi lokal di bulan Ramadan.
“Kami ingin Ramadan tahun ini lebih berkesan bagi masyarakat Purbalingga. Selain menjadi momen spiritual, festival ini juga membawa dampak positif bagi pariwisata dan UMKM lokal,” ujar Fahmi dalam sambutannya.
Festival ini tidak hanya menghadirkan gemerlap cahaya, tetapi juga menjadi daya tarik bagi perantau yang mudik ke kampung halaman. Suasana kota yang lebih hidup dan bersinar diharapkan mampu menghidupkan kembali kenangan serta mempererat kebersamaan di bulan suci.
Pesona Malam Ramadan di Purbalingga
Begitu matahari terbenam, kawasan Alun-Alun Purbalingga berubah menjadi surga cahaya. Lampu-lampu warna-warni yang tersusun artistik menciptakan atmosfer yang syahdu dan magis.
Berbagai instalasi cahaya bertema Ramadan seperti kubah masjid bercahaya, kaligrafi berpendar, serta lentera-lentera raksasa menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Banyak warga yang datang untuk mengabadikan momen, menjadikan festival ini sebagai spot foto yang wajib dikunjungi.
Salah satu warga, Ina Farida, mengaku takjub dengan keindahan festival ini. Warga Desa Semampir, Kecamatan Rembang itu menyebutkan bahwa suasana Purbalingga di malam hari terasa lebih istimewa dengan adanya Ramadan Light Festival.
“Dulu alun-alun hanya ramai saat ngabuburit, tapi sekarang setiap malam terasa meriah. Lampu-lampu ini membuat kota lebih cantik, lebih hidup. Sangat terasa nuansa Ramadhannya,” ujarnya dengan penuh antusias.
UMKM Lokal Kebanjiran Berkah
Selain sebagai daya tarik wisata, festival ini juga membawa berkah bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Di sekitar area festival, puluhan pedagang menjajakan berbagai kuliner khas Ramadan, mulai dari takjil, makanan tradisional, hingga minuman segar yang menjadi favorit berbuka puasa.
Siti Aisyah, salah satu pedagang di festival ini, mengaku omzetnya meningkat drastis sejak hari pertama acara. “Biasanya kalau jualan di pasar malam biasa, pendapatan tidak menentu. Tapi di sini, pembeli selalu ramai. Sangat membantu kami para pedagang kecil,” tuturnya.
Festival ini juga menjadi kesempatan bagi seniman lokal untuk unjuk kebolehan. Berbagai pertunjukan seni Islami seperti musik gambus, hadroh, serta puisi religi ikut memeriahkan suasana Ramadan Light Festival 2025.
Purbalingga Jadi Destinasi Ramadan
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purbalingga, Arif Dwi Purnomo, optimistis bahwa festival ini akan menjadi agenda tahunan yang ditunggu masyarakat. Ia berharap Ramadan Light Festival bisa memperkuat posisi Purbalingga sebagai salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Jawa Tengah.
“Kami ingin menjadikan Ramadan di Purbalingga lebih dari sekadar ibadah, tetapi juga pengalaman yang indah dan berkesan. Dengan adanya festival ini, Purbalingga bisa menjadi tempat yang selalu dirindukan saat bulan suci tiba,” ungkapnya.
Dengan kemeriahan cahaya yang memancar dari setiap sudut kota, Ramadan Light Festival 2025 bukan hanya sekadar acara, tetapi simbol harapan dan kebersamaan yang menyala di hati masyarakat Purbalingga. (**/prokompim)
