Rabu, Januari 22, 2025
Beranda » Berita » Nasional » Es di Pegunungan Jayawijaya Terus Menyusut, Segini Sisanya

Es di Pegunungan Jayawijaya Terus Menyusut, Segini Sisanya

Melihat Indonesia

MELIHAT INDONESIA, PAPUA – Ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, terus mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hasil pengamatan terbaru menunjukkan bahwa salju di puncak-puncak tinggi tersebut kini hanya tersisa setebal 4 meter.

Koordinator Bidang Standarisasi Instrumen Klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Permana, mengungkapkan bahwa pengukuran dengan menggunakan tongkat ukur di Puncak Sudirman Pegunungan Jayawijaya menunjukkan bahwa ketebalan es semakin menipis. “Saat ini, ketebalan gletser diperkirakan tinggal 4 meter, setelah 14 stake ukur yang terungkap,” jelas Donaldi.

Perbandingan dengan Pengukuran Sebelumnya
Penurunan ketebalan es ini sangat signifikan jika dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya. Pada 2010, ketebalan es di Puncak Sudirman tercatat mencapai 32 meter, sementara pada periode antara November 2015 dan Mei 2016, ketebalan es tercatat hanya 5,6 meter. Penyebab utama dari penurunan ini salah satunya adalah fenomena El Niño yang terjadi beberapa tahun lalu.

Donaldi juga menambahkan bahwa hasil survei terakhir pada November 2024 menunjukkan penyusutan luas permukaan es yang sangat drastis. Luas es yang sebelumnya mencapai 0,23 kilometer persegi pada 2022 kini hanya tersisa antara 0,11 hingga 0,16 kilometer persegi.

Tantangan dalam Survei dan Pengukuran
Penyusutan ketebalan es ini tentu menjadi tantangan bagi tim survei gabungan antara BMKG dan PT Freeport Indonesia. Sejak survei intensif dimulai pada 2010, tim dapat melakukan pengukuran dengan metode traking atau menggunakan helikopter untuk mendarat di permukaan es. Namun, sejak 2017, pengukuran dilakukan dengan menggunakan analisis gambar visual dan pengamatan stake ukur akibat kondisi es yang semakin rapuh.

Donaldi menegaskan bahwa meskipun kondisi ini semakin sulit, survei akan terus dilakukan untuk mendokumentasikan perubahan es di Papua, yang kini berada di tahap yang kritis dan sulit untuk dipertahankan.

Perubahan Iklim Sebagai Faktor Utama
BMKG menyatakan bahwa mencairnya es di Pegunungan Jayawijaya adalah salah satu bukti nyata dari dampak perubahan iklim global yang semakin terasa. Menurut data BMKG, suhu rata-rata global telah meningkat sebesar 1,45 derajat Celsius di atas suhu rata-rata masa pra-industri. Di Indonesia sendiri, suhu rata-rata meningkat sekitar 0,15 derajat Celsius setiap 10 tahun.

Albert C. Nahas, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, menjelaskan bahwa laju kenaikan suhu ini paling terasa di wilayah Kalimantan, Sumatera bagian selatan, Jakarta dan sekitarnya, serta Papua Pegunungan. Jika tren ini berlanjut, Indonesia diperkirakan akan melampaui ambang batas kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius pada pertengahan abad 21, yang menjadi batas penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Ke depan, BMKG berharap agar masyarakat semakin sadar akan dampak perubahan iklim dan pentingnya upaya mitigasi untuk menjaga keseimbangan lingkungan. (**)

Recent PostView All

Leave a Comment

Follow Us

Recent Post

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.

Diterbitkan oleh PT. Gaspol Media Indonesia

Direktur: Rizky Kurniadi 

Pemimpin Redaksi : Rozaki 

Redaksi: Fathurrahman, Mayda, Zashinta, Pangesti, Kiki, Nico 

Grafis: Immanullah, Wahyu 

Keuangan dan admin: Meyta, Yusrilia

Pemasaran dan Iklan: Nadiva, Krismonika

Kantor Pusat: Kagokan RT.01/RW.04, Gatak, Sukoharjo

Biro Jateng:  Jl Stonen Kavling 7A Kota Semarang

Telp: 0811313945

Email redaksi: redaksi@melihatindonesia.id 

Email iklan: iklan@melihatindonesia.id 

Copyright @ 2024 Melihat Indonesia. All Rights Reserved