MELIHAT INDONESIA, SEMARANG – Empat peserta aksi massa tolak pengesahan UU TNI yang sempat ditahan Polrestabes Semarang kini telah dibebaskan.
Keempat massa yang tertangkap itu adalah mahasiswa Unika, mahasiswa Unissula, sopir mobil komando aksi, dan seorang soundman mobil komando.
Mereka ditahan sejak Kamis (20/3/2025) sekira pukul 18.00 WIB dan baru dibebaskan pada pukul 21.30 WIB.
“Sudah dibebaskan tadi malam,” ujar pengacara pendamping massa dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Fajar Muhammad Andhika, Jumat (21/3/2015).
Selama keemlat massa ditahan di dalam Polrestabes, puluhan rekannya menggelar aksi solidaritas di depan kantor polisi itu.
Beberapa dosen Unika Soegijapranata juga tampak hadir di Mapolrestabes Semarang menunggu mahasiswanya dibebaskan.
Fajar menyayangkan penangkapan empat orang tersebut oleh aparat kepolisian, meski akhirnya dibebaskan. Padahal menurutnya, kebebasan menyampaikan pendapat harusnya dilindungi undang-undang.
Dia mengungkapkan, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), para mahasiswa diamankan lantaran menurut polisi adanya indikasi melakukan penghasutan.
“Kami juga bingung apa dasar kepolisian melakukan penangkapan, karena kawan-kawan yang diperiksa ini tidak dijelaskan mereka ini ditangkap karena apa. Kalau kami melihat di BAP-nya itu karena ada indikasi Pasal 160 soal penghasutan,” jelasnya.
Setelah penangkapan ini, pihak Unika melakukan visum untuk membuktikan apa ada tindakan kekerasan. “Visum, mungkin nanti akan ada upaya-upaya lanjutan,” jelasnya. (*)
